2017/03/24

NHW#9 BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN

SANNI MERDEKAWATI
NHW#9
IIP BARLINGMASCAKEB

BUNDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN


Sepertinya saya sekarang bagaikan kapal yang masih terombang ambing di lautan kehidupan ini. (hehehehe).
Untuk nhw kali ini sangat berbeda dengan nhw sebelumnya. Saya mencoba untuk merubah rutinitas keseharian saya agar lebih berkualitas. Selama 5 tahun saya sudah melaksanakan rutinitas ngeles tetapi belum satupun modul yang saya buat. Hanya kumpulan soal tanpa ada pembukuan dan kurang tertata rapi. Harapannya kedepan saya bisa lebih membukukan soal yang saya buat beserta ringkasan materi supaya lebih lengkap. Saya juga menambahkan gerakan 1 hari 5 soal lewat sosial media. (wasap, bbm, fb dll) untuk memperlancar latihan soal anak didik saya. Untuk les gratis,saya rencana akan mengadakan sabtu malam minggu, diperuntukan bagi yang tidak ingin membayar. { maklum saat ini saya masih membiayai kuliah 2 adik saya,jadi memang untuk kelas regular dan privat mereka harus membayar sejumlah uang }.
Harapan saya, semoga ide saya ini dapat terlaksana dengan lancar,tidak seperti NHW sebelumnya yang masih suka out of plan.
Terima kasih sekali bimbingannya untuk semua ibu hebat di kelas Matrikulasi ini. Semoga kita semua selalu terjaga silaturahmi dan dimudahkan dalam belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Semangat untuk masuk ke tahap berikutnya. Amin.


2017/03/03

Materi Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6 IBU MANAJER KELUARGA HANDAL

Materi Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #6
IBU MANAJER KELUARGA HANDAL 

*Motivasi Bekerja Ibu*

Ibu rumah tangga adalah sebutan yang biasa kita dengar untuk ibu yang bekerja di ranah domestik. Sedangkan Ibu Bekerja adalah sebutan untuk ibu yang bekerja di ranah publik. Maka melihat definisi di atas, sejatinya semua ibu adalah *_ibu bekerja_* yang wajib professional menjalankan aktivitas di kedua ranah tersebut, baik domestik maupun publik.

Apapun ranah bekerja yang ibu pilih, memerlukan satu syarat yang sama, yaitu
*_kita harus “SELESAI” dengan management rumah tangga kita_*

Kita harus merasakan rumah kita itu lebih nyaman dibandingkan aktivitas dimanapun. Sehingga anda yang memilih sebagai ibu yang bekerja di ranah domestik, akan lebih professional mengerjakan pekerjaan di rumah bersama anak-anak. Anda yang Ibu Bekerja di ranah publik, tidak akan menjadikan bekerja di publik itu sebagai pelarian ketidakmampuan kita di ranah domestik.

Mari kita tanyakan pada diri sendiri, apakah motivasi kita bekerja ?
 🍀Apakah masih *ASAL KERJA*, menggugurkan kewajiban saja?
 🍀Apakah didasari sebuah *KOMPETISI* sehingga selalu ingin bersaing dengan orang/ keluarga lain?
 🍀Apakah karena *PANGGILAN HATI* sehingga anda merasa ini bagian dari peran anda sebagai Khalifah?
Dasar motivasi tersebut akan sangat menentukan action kita dalam menangani urusan rumah tangga dan pekerjaan kita
.
 🍀Kalau anda masih “ASAL KERJA” maka yang terjadi akan mengalami tingkat kejenuhan yang tinggi, anda menganggap pekerjaan ini sebagai beban, dan ingin segera lari dari kenyataan.
 🍀Kalau anda didasari “KOMPETISI”, maka yang terjadi anda stress, tidak suka melihat keluarga lain sukses
 🍀Kalau anda bekerja karena “PANGGILAN HATI”, maka yang terjadi anda sangat bergairah menjalankan tahap demi tahap pekerjaan yang ada. Setiap kali selesai satu tugas, akan mencari tugas berikutnya, tanpa _MENGELUH_.

*Ibu Manajer Keluarga*
Peran Ibu sejatinya adalah seorang manager keluarga, maka masukkan dulu di pikiran kita
*_Saya Manager Keluarga_*
kemudian bersikaplah, berpikirlah selayaknya seorang manager.
 🍀Hargai diri anda sebagai manager keluarga, pakailah pakaian yang layak (rapi dan chic) saat menjalankan aktivitas anda sebagai manager keluarga.
 🍀Rencanakan segala aktivitas yang akan anda kerjakan baik di rumah maupun di ranah publik, patuhi
 🍀Buatlah skala prioritas
 🍀Bangun komitmen dan konsistensi anda dalam menjalankannya.

*Menangani Kompleksitas Tantangan*
Semua ibu, pasti akan mengalami kompleksitas tantangan, baik di rumah maupun di tempat kerja/organisasi, maka ada beberapa hal yang perlu kita praktekkan yaitu :
a. PUT FIRST THINGS FIRST
Letakkan sesuatu yang utama menjadi yang pertama. Kalau buat kita yang utama dan pertama tentulah anak dan suami. - Buatlah perencanaan sesuai skala prioritas anda hari ini - aktifkan fitur gadget anda sebagai organizer dan reminder kegiatan kita.
b.ONE BITE AT A TIME
Apakah itu one bite at a time? 
-Lakukan setahap demi setahap 
-Lakukan sekarang 
-Pantang menunda dan menumpuk pekerjaan
c. DELEGATING
Delegasikan tugas, yang bisa didelegasikan, entah itu ke anak-anak yang lebih besar atau ke asisten rumah tangga kita.
Ingat anda adalah manager, bukan menyerahkan begitu saja tugas anda ke orang lain, tapi anda buat panduannya, anda latih, dan biarkan orang lain patuh pada aturan anda
Latih-percayakan-kerjakan-ditingkatkan-latihlagi-percayakan lagi-ditingkatkan lagi begitu seterusnya_

Karena pendidikan anak adalah dasar utama aktivitas seorang ibu, maka kalau anda memiliki pilihan untuk urusan delegasi pekerjaan ibu ini, usahakan pilihan untuk mendelegasikan pendidikan anak ke orang lain adalah pilihan paling akhir.

*Perkembangan Peran*
Kadang ada pertanyaan, sudah berapa lama jadi ibu? Kalau sudah melewati 10.000 jam terbang seharusnya kita sudah menjadi seorang ahli di bidang manajemen kerumahtanggaan. Tetapi mengapa tidak? Karena selama ini kita masih
*_SEKEDAR MENJADI IBU_*

Ada beberapa hal yang bisa bunda lakukan ketika ingin meningkatkan kualitas bunda agar tidak sekedar menjadi ibu lagi, antara lain:
 🍀Mungkin saat ini kita adalah kasir keluarga, setiap suami gajian, terima uang, mencatat pengeluaran, dan pusing kalau uang sudah habis, tapi gajian bulan berikutnya masih panjang.
Maka tingkatkan ilmu di bidang perencanaan keuangan, sehingga sekarang bisa menjadi “manajer keuangan keluarga.
 🍀Mungkin kita adalah seorang koki keluarga, tugasnya memasak keperluan makan keluarga. Dan masih sekedar menggugurkan kewajiban saja. Bahwa ibu itu ya sudah seharusnya masak.Sudah itu saja, hal ini membuat kita jenuh di dapur.
Mari kita cari ilmu tentang manajer gizi keluarga, dan terjadilah perubahan peran.
 🍀Saat anak-anak memasuki dunia sekolah, mungkin kita adalah tukang antar jemput anak sekolah. Hal ini membuat kita tidak bertambah pintar di urusan pendidikan anak, karena ternyata aktivitas rutinnya justru banyak ngobrol tidak jelas sesama ibu –ibu yang seprofesi antar jemput anak sekolah.
Mari kita cari ilmu tentang pendidikan anak, sehingga meningkatkan peran saya menjadi “manajer pendidikan anak”.
Anak-anakpun semakin bahagia karena mereka bisa memilih berbagai jalur pendidikan tidak harus selalu di jalur formal.
 🍀Cari peran apalagi, tingkatkan lagi…..dst
Jangan sampai kita terbelenggu dengan rutinitas baik di ranah publik maupun di ranah domestik, sehingga kita sampai lupa untuk meningkatkan kompetensi kita dari tahun ke tahun.

Akhirnya yang muncul adalah kita melakukan pengulangan aktivitas dari hari ke hari tanpa ada peningkatan kompetensi. Meskipun anda sudah menjalankan peran selama 10.000 jam lebih, tidak akan ada perubahan karena kita selalu mengulang hal-hal yang sama dari hari ke hari dan tahun ke tahun.
Hanya ada satu kata
*BERUBAH atau KALAH*

Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/

_SUMBER BACAAN_:
_Institut Ibu Profesional, Bunda Cekatan, sebuah antologi perkuliahan IIP, 2015_
_Hasil diskusi Nice Homework Matrikulasi IIP Batch #3, 2017_
_Irawati Istadi, Bunda Manajer Keluarga, halaman featuring, Success Mom's Story: Zainab Yusuf As'ari, Amelia Naim, Septi Peni, Astri Ivo, Ratih Sanggarwati, Okky Asokawati,Fifi Aleyda Yahya, Oke Hatta Rajasa, Yoyoh Yusroh, Jackie Ambadar, Saraswati Chasanah, Oma Ary Ginanjar, Pustaka Inti, 2009_

SESI DISKUSI DAN TANYA JAWAB 
Daftar Pertanyaan:
1⃣ Bunda Renike Thomas
a) Apa yg dimaksud dengan 'kita harus SELESAI dengan management rumah tangga kita?"
Bagaimana jika tidak ada ART/anak masih terlalu kecil untuk diberi pendelegasian tugas sementara Ibu statusnya working at home mom? Maksudnya bekerja part time di ranah publik tapi kerjainnya lebih banyak dirumah, kan butuh managemen yg baik juga.

b) Secara pribadi saya sudah mengetahui dan sadar bahwa tugas sy sbg ibu Rumah tangga adalah sbuah PANGGILAN Dari Tuhan, tetapi ada masa2 sy jenuh dgn smua aktivitas Dan seolah pengen "cuti" biar refresh. Terlebih saat2 sekarang, sering ditinggal suami tugas keluar kota berhari2, punya baby dan anak 7thn yg sdg homeschooling. apa yg salah? Apa yg mesti saya lakukan?

Jawaban:  
➡ a) Bunda Renike maksudnya selesai dengan management rumah tangga  yaitu berkaitan dengan diri kita pribadi, yg mengelola adalah diri kita sendiri, sedangkan menjalankan peran ibu rumah tangga, berkaitan dengan banyak pihak lain. Maka sebaiknya selesaikan secara berbarengan dg cara:

*put first thing first* secara berkala. Letakkan yg menjadi prioritas utama kita di urutan pertama dalam mengawali hari baru. Selesaikan dulu yg berkaitan dg pihak lain. 

Setelah itu baru selesaikan urusan dengan diri kita sendiri.

Selesaikan dengan "perubahan kecil" yg kontinyu dan berkesinambungan.

Otak kita terlalu berat untuk mengingat rincian dari jam ke jam apa yg kita kerjakan hari ini Maka buatlah list to do & buat jadwalnya. Jika selama ini list tidak pernah ada dan jadwal tidak pernah ditulis, akhirnya kita lupa. Nah hal ini memicu emosi dan membuat hati kesal.  

b) Bunda Renike selamat atas kesungguhan menjadi ibu, Lanjutkan perjuangan dan jaga motivasi agar tetap strong👍
Wajar saja kalo bunda jenuh, karena bunda manusia biasa dan butuh jeda sejenak alias refreshing bisa dengan *Me time* menjalankan  hobi atau kesenangan bunda tanpa gangguan siapa pun. Tidak perlu lama se jam pun bisa asalkan bisa me refresh pikiran. Jika masih ada baby pilih waktu me time saat anak2 tertidur malam hari atau sesuaikan kondisi.

Oya Anak bunda usia 7 tahun bisa dilatih kemandirian dengan mengajak beraktifitas bersama membantu hal2 yg mudah. Lakukan dengan bahagia 😍

Bunda Renike, berikut pengalaman Bu Septi yang bisa dicontoh : 
Tetapkan prioritas terlebih dahulu, dan lakukan secara bertahap sedikit demi sedikit. Saya berikan contoh yg saya lakukan saat enes ara kecil ( jarak mereka 15 bln) dan saya tanpa ART

Saya komunikasikan dulu ke pak dodik, mana kondisi dari ketiga hal ini yg paling membuat pak dodik bahagia, silakan diurutkan.

1⃣Anak terurus dengan sangat baik
2⃣Makanan terhidangkan fresh dari tangan saya
3⃣Rumah rapi 

Ternyata pak dodik memilih urutan 1⃣3⃣2⃣ akhirnya saya minta waktu per 3 bulanan untuk bisa belajar setahap demi setahap dan satu persatu. 

Maka pahami kemampuan diri kita, komunikasikan dg orang sekeliling kita, terurama yg masuk di lingkaran 1 kita. ✅

2⃣ Bunda Indah Widiastuti
Saya merasa bekerja karena panggilan hati, karena ada rasa enjoy saat bekerja. Tapi masih ada keluhan yang muncul. Apa penyebabnya? Bagaimana solusinya?

Jawaban:
➡ Tidak semua hal di dunia ini sempurna. Dimana banyak kesenangan, maka disitu juga akan lebih banyak tantangannya.
Kembalikan pada diri sendiri, tanyakan pada hati. Seberapa pentingkah melakukan hal tersebut. Apakah semua yg dilakukan ini berharga?
Adakah manfaatnya buat pribadi, keluarga, dan masyarakat?
Bermanfaatkah?
Seberapa besar manfaat yg kita berikan buat orang lain.
Silahkan kembalikan pada diri sendiri, dan jangan lupa memohon petunjuk dari Yang Maha Kuasa
Bahkan saat kita bekerja di bagian yg menjadi bakat, atau panggilan hidup kita sekalipun, belum tentu akan membuat kita bahagia. Apalagi jika itu bersinggungan dengan orang lain. 
Karena justru semakin tinggi cita cita yg dicapai, maka akan semakin banyak tantangannya ✅

3⃣ Bunda Khotim
Saya masih merasa bahwa tugas rumahtangga sekedar menggugurkan kewajiban. bener banget, rasa jenuh sering melanda, sempat bekerja diluar, tapi memutuskan resign kembali. Apa tipsnya biar capek dan jenuh bisa teratasi?

Jawaban:
➡ Bunda khotim intinya kita juga butuh *JEDA* wajar saja karena kita juga manusia biasa yang bisa futur. 
Bunda harusnya punya *me time* lakukan hal yg kita sukai untuk merefresh pikiran, contoh : olahraga, makan, nonton, baca Al Quran agar hati tenang. Dll

Mendidik anak memang membutuhkan pengorbanan waktu, tenaga, biaya dan apa saja yang kita miliki. Sebenarnya Allah swt. telah memberi naluri menyayangi pada setiap orang tua sehingga mereka secara "irasional" berkorban untuk anak-anak. Irasional yang dimaksud adalah ketulusan tanpa pamrih tanpa hitung-hitungan untung rugi. Rasa sayang inipun juga dimiliki bunda Ini terbukti dengan kalimat,

 " Ada saatnya saya terkadang merasa amat lelah dengan urusan anak-anak sehingga ingin rasanya pergi jauh untuk menyendiri, tapi tidak mungkin."

Kata-kata "tidak mungkin" menunjukkan bunda memiliki rasa sayang itu. Adapun rasa lelah bisa jadi karena banyak faktor. Misal, mohon maaf, merasa sendiri mengurus anak sementara suami tidak sepenuhnya membantu. Atau bisa pula karena ada cita-cita yang terpaksa dikorbankan sembari mengurusi anak-anak. Oleh sebab itu perlu bunda mengenali "mengapa dan kapan rasa lelah itu tiba?".
Bila lelah itu muncul karena faktor fisik maka mungkin bunda perlu lebih banyak istirahat. Bisa minta tolong suami untuk membantu agar bunda memiliki waktu istirahat. Atau mungkin perlu makan-minum yang lebih berkualitas untuk stamina.
Namun bila lelah itu muncul karena faktor psikologis, maka biasanya dipicu oleh faktor luar. Kenali faktor luar itu. Misalkan, lagi ada masalah dengan orang dekat atau merasa anak-anak tambah "berulah".
Nah, bila sumbernya adalah karena perkembangan anak-anak  yang kurang menggembirakan maka bunda perlu merefresh lagi rasa sayang pada anak-anak. Lihatlah anak-anak di malam hari saat mereka tidur dan pikirkanlah bahwa mereka sangat membutuhkan bunda. Terutama pada saat mereka masih sangat belia. Pandang wajahnya secara lekat. InsyaAllah rasa sayang akan muncul dan semangat baru akan tiba.

Disamping itu perlu juga merefresh landasan iman dalam mendidik anak. Mendidik anak bukan didorong oleh rasa sayang saja, tapi sebagai wujud cinta kepada Allah swt. Cinta hamba kepada Allah swt adalah ketaatan pada-Nya. 
Perlu juga bunda lebih mendekat pada Allah swt dalam urusan mendidik anak-anak ini. Berdo'a kepada-Nya untuk dikuatkan dalam membersamai anak-anak dalam meraih asa tertinggi di dunia dan akhirat.

Perlu diingat bahwa mendidik anak pada dasarnya adalah mendidik diri sendiri. Jadi, bagaimana ketangguhan kita dalam mendidik anak-anak akan menentukan bagaimana kualitas anak-anak kita. ✅

4⃣ Bunda Ika sh
Bagaimana menjaga komitmen dan konsistensi kita sebagai manajer keluarga, kadang ada banyak hal yang membuat kita tidak konsisten atau tidak komit?

Jawaban:
➡ Bunda Ika, menjaga komitmen dan konsisten bisa dilakukan dengan melatih jam terbang, yg perlu diingat dalam menambah jam terbang adalah "kesungguhan praktek" tidak hanya "sekedar praktek".
Misal tugas kita 1-3 jam saja bersungguh-sungguh mengamati perkembangan anak kita. Bermain dengan mereka sehingga bisa menambah  *kompetensi* kita sebagai ibu, karena kita menjalankan peran kita sebagai ibu, maka sudah masuk hitungan jam terbang. 

Karena ada ibu yg bersama anaknya full berjam-jam tapi tidak menjalankan peran keibuannya (self reminder buat saya😁)

🍀Jadwal yang kita buat harian itu dalam rangka kita melihat " track" kita hari ini.
Melatih konsistensi secara kontinyu✅

5⃣ Bunda Ririm Windiari
Ttg pendelegasian, semakin besar anak saya.. Kok saya smkn tidak tega untuk meminta dia terlibat dlm beberapa aktifitas rmh tangga. Jarak sekolah yg jauh juga aktifitas ekstrakulikuler membuat anak saya pulang sudah menjelang maghrib. Jam 6 pagi kurang sudah berangkat sekolah. Bagaimana ya sebaiknya? Ini contohnya.. Dulu membuang sampah dan cuci piring tugas dia. Sekarang hrs dimintai tolong baru dikerjain (hari libur)

Jawaban:
➡ Sebetulnya kalau menurut pendidikan fitrah, usia 11-14 tahun adalah usia dimana seorang anak memang perlu dibenturkan dengan beban. Karena ini utk mempersiapkan menjelang aqil baligh nya. Dimana saat aqil baligh semua amal dan perbuatannya sudah harus dapat dipertanggung jawabkan, telah mendapat beban taklif dan semua diperhitungkan.
Beban semakin banyak itu memang sesuai dengan qadarullahnya. 
Disinilah saatnya menggunakan ilmu TEGA.
Tujuannya agar dia siap menjelang balighnya bersamaan dengan aqilnya✅

6⃣ Bunda Tri - solo
a) saya merasa di tempat kerja sekarang kurang kondusif, jadi saya harus akui saya termasuk pegawai yg 'asal kerja'..
saya berencana pindah pekerjaan. Bagaimana tips agar di tempat baru saya bisa bekerja dengan 'panggilan hati'?

b) Bagaimana jd manager keuangan yg baik dlm keluarga, bagaimana mengaturnya karena saya termasuk boros, belum bisa nabung & masih ada amanah hutang?

Jawaban:
➡ Usahakan cari pekerjaan yg sesuai passion, minat dan bakat. Menemukan panggilan hati ini butuh proses. Cintai pekerjaan, lakukan komunikasi produktif yg nyaman dengan rekan kerja, dan lakukan yg terbaik, maka perlahan Allah akan menujukkan pilihan jalan yg terbaik.

➡ Saya cerita pengalaman saya dulu di awal menikah usaha suami mengalami defisit dan banyak konsumen yg punya piutang ke kita, nah ini yg buat macet usaha, lalu akhirnya krn kepepet kita harus mengangsur hutang.

Akhirnya kita ubah strategi keuangan dengan lebih ketat dan detail (alias pelit😁)
mencatatnya dengan amplop/kertas/dompet banyak, menuliskan posnya satu persatu, kemudian mencatat pengeluaran satu persatu secara detail, sampai pengeluaran buat parkir 1000 pun saya perhitungkan, saya bener-bener kasir keluarga 😁

The power of kepepet, anehnya saya saat uang sedikit malah cukup, tapi saat uang banyak malah gak cukup, ternyata kuncinya adalah ilmu tega.


7⃣ Bunda Ken eka 
a) Bagaimana ya bunda saya mengatur management rumah yg bijak dan tepat, karna saat ini keluarga kami masih tinggal bersama dengan orang tua (orang tua pihak saya), meskipun tidak ada saudara kandung lainnya, tp kehadiran ibu dan ayah, masih saya rasakan sekali peran nya dalam management keluarga kami,, kami sadar kami harus mandiri, tp kami tidak ingin mengambil hak management orang tua terhadap rumah tangganya

b) Saat ini saya menikmati peran saya sebagai ibu rumah tangga, dukungan suami untuk saya agar tetap dapat melakukan berbagai aktivitas di luar urusan domestik sangat saya syukuri, tp saya merasa masih kurang memahami peran manager keluarga ini, alhamdulillah pada materi ke 5 sudah di sebutkan step2 yg harus di praktikkan, tp untuk perkembangan peran (ibu sebagai manager keluarga), bagaimana step2 nya bunda?

Jawaban:
➡ a) Mb ken ini mah cerita saya banget 😁 saya hanya berbagi perasaan yg saya alami ya mb 😁
Saya berfikir itu rumah orang tua jadi haknya ortu mengatur rumah, kita ikut aturan orangtua. Batasannya terkait masakan, pekerjaan domestik, dll. 

Lalu Tanggung jawab kita adalah pola asuh anak (tumbuh kembang, asupan gizi, pendidikan, dll) tetap kita yg punya kendali, bukan kakek nenek atau keluarga lainnya.✅

b) Suami sebagai leader dan istri sebagai manager 😍
Gambaran perkembangan peran :
➡ Dari kasir menjadi pengelola keuangan
➡ Dari menjadi tukang masak menjadi perencana menu keluarga
➡ Dari hanya menjaga anak menjadi pendidik utama anak
➡ monggo dilanjutkan list nya mb ken, sesuai kondisi masing2 keluarga.

Peran keluarga perlu ditingkatkan dengan proses jam terbang.✅

8⃣ Rita Dwia
Seringkali untuk urusan rumahtangga, waktu saya banyak tersita untuk urusan dapur. Bagaimana kiat-kiat untuk memanajemen urusan dapur agar tdk terlalu banyak menghabiskan waktu, tetapi ttp bisa maksimal?

Jawaban:
Tips memasak cepat : 
🍥 Buat jadwal menu 7-10 hari dan ditempel
🍥 Belanja seminggu sekali, sekalian dipotong2 masukkan dalam wadah/plastik simpan dikulkas.
🍥 Susun bahan dikulkas sesuai urutan jadwal masak, _"first in first out_"
🍥 sediakan bumbu halus, ulek bawang merah-putih lalu gongso dan simpan.
🍥 nah semua bahan siap masak, hemat waktu🍲