2017/02/23

NHW 5,Learning how to learn

Sanni Merdekawati
IIP BARLINGMASCAKEB
NHW 5

DESIGN ‘HOW TO LEARN’ FOR ME
TUJUANMempelajari ilmu agama dan ilmu Home EducationDASAR TEORIAlquran dan AssunahFitrah Based EducationKomunikasi yang baik dapat mentransfer informasi dengan baikBerbagai informasi yang saya peroleh baik melalui media cetak, elektronik, seminar, kulwap, artikel dllANALISIS TEORIAlquran dan Assunah wajib sebagai pedoman hidup kitaMendidik anak sesuai fitrah nya menurut saya lebih baik, dikarenakan dapat membantu mengarahkan anak kepada passion nya dan misi spesifik hidup nyaKomunikasi yang baik, perlu dilakukan agar kita dapat menyampaikan informasi /ilmu yang bermanfaat kepada orang lain dengan jelasACTION
SEGERA
AKAN DILAKUKAN
KM 0
KM 1
1.Memperbaiki Shalat
KM 2
2. Memperkaya wawasan Alquran dan Hadist
KM 3
3. Mempelajari FBE
Dst
4. Mempelajari cara berkomunikasi yang baik

5. Mempelajari ibu profesional


TAHAPAN1,2,5,3,4GOALSuntuk saat ini, saya harus mensukseskan checklist NHW 2
REFLEKSI DAN ASSESTMENT
Belum dilaksanakan, rencana akhir bulan februari ini
PENGEMBANGANBerguru kepada Ahli secara langsung (anak usia 5th ke atas)Mempersiapkan diri untuk Home Education bersama komunitas HEDapat menularkan ilmu parenting dan HE ke masyarakat sekitar dan masyarakat luasDLLDesign ini saya buat untuk saya dalam mencapai tujuan ilmu yang saya tekuni, semoga kita selalu istiqomah dan diberi kemudahan dalam menuntut ilmu yang bermanfaat bagi orang banyak. Amin


2017/02/17

NHW 4

NHW 4
Sanni Merdekawati
IIP BARLINGMASCAKEB

  1. Jurusan ilmu yang saya tekuni
  1. Ilmu agama
  2. Ilmu parenting berdasarkan fitrah,sesuai Alquran dan Assunah
  3. Ilmu komunikasi
           Jurusan ilmunya jadi bertambah bun. Bismillah semoga dimudahkan dalam menggali   potensi diri dan misi spesifik hidup saya
  1. Masih kurang konsisten. Revisi ! Ulangi ! Paksa supaya bisa jadi rutinitas. Kali ini saya pajang di depan pintu kamar. Semoga bisa lebih sukses.amin
  2. Misi hidup,bidang,peran,dan ilmu pendukung
  1. Misi hidup : menularkan berbagai ilmu yang saya kuasai
  2. Bidang : Matematika ,IPA, Pendidikan ibu dan anak
  3. Peran : Educator, Komunikator, Konselor
  4. Ilmu yang dibutuhkan :
  • Ilmu parenting (dari ibu septi,ibu Elly, ibu Kiki)
  • Ilmu FBE ( ust. Harry S)
  • Ilmu komunikasi ( bagaimana menjadi komunikator yang baik)
  • Ilmu bahasa tubuh (lisan& non lisan)
  • Ilmu pendidikan anak ( montesory)
  1. Milestone yang harus saya lalui
  1. KM 0 ( 8 bulan)
  • Bergabung dalam grup parenting, membaca minimal 3 buku parenting.(sekarang on going 1 buku)
  • Mempelajari FBE ( bukunya masih dalam perjalanan paket pos )
  • Mempelajari ilmu komunikasi ( min 1 buku, untuk saat ini masih masuk wish list book,belum menemukan referensi yang bagus)
  • Mempelajari metode montesory( min 1 buku, metode montessory)
  • Berusaha menambah menghafal minimal 5 suratan dalam Alquran jus 30 serta memahami maknanya ( dengan bantuan mushaf grand maqamat)
  • Mempelajari toefl ( membaca buku toefl dan mengikuti sekolah toefl, yang ini sudah berjalan)
  1. KM 1 ( 8 bulan)
  • Membiasakan mempraktekan ilmu parenting kepada anak
  • Menjalankan FBE
  • Mencoba test toefl
  • Mempraktekan ilmu komunikasi di saat mengajar,berbicara dgn org lain,atau di depan org banyak
  • Merancang menu makanan sehat untuk keluarga ( jadwal mingguan revisi nhw 2)
  • Mendokumentasikan dan menulisnya di blog sbg laporan perkembangan ( prefer file pribadi,yang diupload beberapa saja)
  • Senantiasa menambah hafalan Alquran beserta artinya

  1. KM 2 ( 8 bulan)
  • Mempunyai kurikulum keluarga ( bismillah)
  • Mempunyai porto folio anak
  • Share ilmu dan pengalaman yang saya jalani di blog
  • Mengisi acara arisan,posyandu,pengajian di lingkungan sekitar tentang ilmu parenting atau lewat selebaran
  • Senantiasa keep in touch dengan komunitas yang mendukung
  1. KM 3 ( 6 bulan)
  • Berusaha menjadi komunikator,edukator,ibu yang baik,menyenangkan ,dan bermanfaat bagi orang lain,istri yang selalu menyenangkan dan membanggakan untuk suami
  • Mengajarkan ilmu agama,parenting, komunikasi kepada anak,keluarga,tetangga sekitar
  • Berusaha melejitkan potensi anak
  • Membuat modul belajar untuk anak anak
  • Menguasai ilmu parenting, komunikasi
  • Menerapkan FBE pada anak
  • Mempelajari marketing ( dalam hati suatu saat ingin punya bisnis sendiri,brand sendiri, tetapi belum menemukan yang sreg, semoga lambat laun menemukan passionnya)
Untuk saat ini.bayangan saya baru sampai KM 3 bu. Semoga langkah ini dimudahkan sampai langkah langkah selanjutnya
Lakukan lakukan lakukan.😀😀😀

Saatnya membuat sejarah dalam kehidupan kita.Karena perjalanan ribuan mil selalu dimulai oleh langkah pertama. ( tim matrikulasi iip) 😀😀😀 πŸ’ͺπŸ‘πŸ‘Œ

2017/02/12

Membangun Peradaban dari dalam Rumah


πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘¦‍πŸ‘¦ MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAHπŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘§‍πŸ‘§

Selasa, 7 Febuari 2017

Nama fasilitator : bunda Rima m
                           Bunda Saroh d
Nama ketua kelas: bunda ririm w
Nama koorming : Emi rahma w

 “ Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya  menuju peran peradabannya ”

Bunda, rumah kita adalah pondasi sebuah bangunan peradaban, dimana kita berdua bersama suami, diberi amanah sebagai pembangun peradaban melalui pendidikan anak-anak kita. Oleh karena itu sebagai orang yang terpilih dan dipercaya oleh yang Maha Memberi Amanah, sudah selayaknya kita jalankan dengan sungguh-sungguh.

Maka tugas utama kita sebagai pembangun  peradaban adalah mendidik anak-anak sesuai dengan kehendakNya, bukan mencetaknya sesuai keinginan kita.

Sang Maha Pencipta menghadirkan kita di muka bumi ini sudah dilengkapi dengan “ misi spesifiknya ”, tugas kita memahami kehendakNya.

Kemudian ketika kita dipertemukan dengan pasangan hidup kita untuk membentuk sebuah keluarga, tidak hanya sekedar untuk melanjutkan keturunan, atau hanya sekedar untuk menyempurnakan agama kita. Lebih dari itu, kita bertemu dengan suami dan melahirkan anak-anak, adalah untuk lebih memahami apa sebenarnya “ peran spesifik keluarga” kita di muka bumi ini.
Hal ini yang kadang kita lupakan, meski sudah bertahun-tahun menikah.

Darimana kita harus memulainya?

πŸ™‹ PRA NIKAH

Buat anda yang masih dalam taraf memantaskan diri agar mendapatkan partner membangun peradaban keluarga yang cocok, mulailah dengan tahapan-tahapan ini:

a. Bagaimana proses anda dididik oleh orangtua anda dulu?

b. Adakah yang membuat anda bahagia?

c. Adakah yang membuat anda “sakit hati/dendam’ sampai sekarang?

d. Apabila ada, sanggupkah anda memaafkan kesalahan masa lalu orangtua anda, dan kembali mencintai, menghormati beliau dengan tulus?

Kalau empat pertanyaan itu sudah terjawab dengan baik, maka melajulah ke jenjang pernikahan.

Tanyakan ke calon pasangan anda ke empat hal tersebut, minta dia segera menyelesaikannya.

Karena,

ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA  KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK

πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘§‍πŸ‘§ NIKAH

Untuk anda yang sudah berkeluarga, ada beberapa panduan untuk memulai membangun peradaban bersama suami anda dengan langkah-langkah sbb:

πŸ€Pertama temukan potensi unik kita dan suami, coba ingat-ingat mengapa dulu anda memilih “dia” menjadi suami anda? Apa yang membuat anda jatuh cinta padanya? Dan apakah sampai hari ini anda masih bangga terhadap suami anda?

πŸ€Kedua, lihat diri kita, apa keunikan positif yang kita miliki? Mengapa Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Sampai kita berjodoh dengan laki-laki yang sekarang menjadi suami kita? Apa pesan rahasia Allah terhadap diri kita di muka bumi ini?

πŸ€Ketiga, lihat anak-anak kita, mereka anak-anak luar biasa. Mengapa rahim kita yang dipilih untuk tempat bertumbuhnya janin anak-anak hebat yang sekarang ada bersama kita? Mengapa kita yang dipercaya untuk menerima amanah anak-anak ini? Punya misi spesifik apa Allah kepada keluarga kita, sehingga menghadirkan anak-anak ini di dalam rumah kita?


πŸ€Keempat, lihat lingkungan dimana kita hidup saat ini. Mengapa kita bisa bertahan hidup dengan kondisi alam dimana tempat kita tinggal saat ini? Mengapa Allah menempatkan keluarga kita disini? Mengapa keluarga kita didekatkan dengan komunitas-komunitas yang berada di sekeliling kita saat ini?

Empat pertanyaan di atas, apabila terjawab akan membuat anda dan suami memiliki “ misi pernikahan” sehingga membuat kita layak mempertahankan keberadaan keluarga kita di muka bumi ini.

πŸ‘©‍πŸ‘§‍πŸ‘§ ORANGTUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

Buat anda yang saat ini membesarkan anak anda sendirian, ada pertanyaan tambahan yang perlu anda jawab selain ke empat hal tersebut di atas.

a.           Apakah proses berpisahnya anda dengan bapaknya anak-anak menyisakan luka?

b.          Kalau ada luka, sanggupkah anda memaafkannya?

c.           Apabila yang ada hanya kenangan bahagia, sanggupkah anda mentransfer energi tersebut menjadi energi positif yang bisa menjadi kekuatan anda mendidik anak-anak tanpa kehadiran ayahnya?

Setelah ketiga pertanyaan tambahan  di atas terjawab dengan baik, segeralah berkolaborasi dengan komunitas pendidikan yang satu chemistry dengan pola pendidikan anda dan anak-anak.

Karena,

IT TAKES A VILLAGE TO RAISE A CHILD

Perlu orang satu kampung untuk mendidik satu orang anak

Berawal dari memahami peran spesifik keluarga kita dalam membangun peradaban, kita akan makin paham apa  potensi unik produktif keluarga kita, sehingga kita bisa senantiasa berjalan di jalanNya.

Karena

Orang yang sudah berjalan di jalanNya, peluanglah yang akan datang menghampiri kita, bukan justru sebaliknya, kita yang terus menerus mengejar uang dan peluang

Tahap berikutnya nanti kita akan makin paham program dan kurikulum pendidikan semacam apa yang paling cocok untuk anak-anak kita, diselaraskan dengan bakat tiap anak, potensi unik alam sekitar, kearifan lokal dan potensi komunitas di sekitar kita.

Kelak, anda akan membuktikan bahwa antara pekerjaan, berkarya dan mendidik anak, bukanlah sesuatu yang terpisahkan, sehingga harus ada yang dikorbankan

Semuanya akan berjalan beriring selaras dengan harmoni irama kehidupan.

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/

SUMBER BACAAN
Agus Rifai, Konsep,Sejarah dan Kontribusi keluarga dalam Membangun Peradaban, Jogjakarta, 2013

Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016

Muhammad Husnil, Melunasi Janji Kemerdekaan, Jakarta, 2015

Kumpulan artikel, Membangun Peradaban, E-book, tanggal akses 24 Oktober 2016

Resum tanya jawab sesi#3
1.nafsa iip solo
1. Apabila kita masih memiliki luka hati saat masih kecil dulu, bagaimanakah cara untuk bisa berdamai dan memaafkan dengan lapang. Karena terkadang kita sudah lupa, tapi ketika ada satu hal pengingat tiba2 sakit itu kembali muncul. Kemudian indikator apa yg membuktikan bahwa kita telah berhasil berdamai dan memaafkan hal tsb?

2. Untuk menemukan keunikan diri kita, adakah tips untuk melakukannya? Karena kecenderungannya, lebih sulit untuk menilai diri kita sendiri dibandingkan menilai orang lain :)
3. Bisa dicontohkan, konkrit dari membangun keluarga akan membangun peradaban itu seperti apa. Di tengah2 pesimisme terhadap akhir zaman seperti ini, banyak keluarga yang akhirnya ikut dalam cara mainstream dalam mendidik anak2nya. Bagaimana menyikapi kondisi dan tantangan tersebut?
Jawab :
1.1Mungkin pertanyaannya bisa diganti dulu dengan pertanyaan yang lebih mendasar. Mengapa kita harus berdamai dan memaafkan? Apakah jika hal tsb tidak kita alami maka hidup kita   pasti lebih baik? Apapun yang telah terjadi di masa lalu mari kita yakini sebagai takdir Allah. Dan tidak ada satu kejadian pun yang terjadi dengan sia-sia. Selalu ada hikmah dari setiap peristiwa dan Allah telah menyiapkan perangkat dalam diri kita agar mampu melewatinya. Perbanyaklah bersyukur, istighfar, memohon ampun dan mendekat kepada Allah. Insya Allah hati kita akan menjadi lebih ringan dan lebih mudah memaafkan.

Tazkiyatun Nafs adalah jawaban yang paling tepat. Kembali menyarahkan semua kepada Sang Maha Pemilik. Karena tiada mungkinlah kita mengalami suatu kejadian tanpa maksud danbtujuan. Termasuk luka luka di masa lalu itu pun seyogyanya akan membawa hal positif di masa yang akan datang. Jika sekarang belum dapat menemukannya. Maka bersabarlah. Banyak beristghfar, memohon ampun, mendekatkan diri hanya padaNya. Jangan lupa untuk kembali membaca ayat ayat Nya.

Di nikmati aja rasa yang datang. Diakui dulu yang penting tidak menolak.
Mohon pada Allah untuk diberi kelapangan hati untuk menerimanya.

Lalu apa indikator kita telah dapat mengikhlaskannya?
Pakai bahasa sederhananya Tere Liye aja ya..
Indikatornya kita sudah ikhlas/berdamai adalah ketika kita bisa menceritakannya tanpa beban emosional seperti menangis dll..

Ikhlas, menerima, lapang dada, banyak beristighfar, mendekatkan diri pada Allah, memohon petunjuk dari Nya. Dan banyak banyak belajar _membaca_ ayat ayatNya.
Tazkiyatun Naffs. Kembalikan semua pada Allah saja...πŸ˜ŠπŸ™πŸ»✅
1.2 untuk menenukan keunikan diri kita, adakah tips untuk melakukannya? Karena kecenderungannya lebih sulit untuk menilai diri kita sendiri dibandingkan menilai orang lain.

Awalnya saya pun merasakan hal yang sama mba Nafsa. Tetapi setelah saya mempelajari Talents Mapping, persepsi saya tentang bakat berubah. Bahwa tiap orang memiliki bakat. Dan yg paling dapat menilai bakat kuta adalah diri kita sendiri. Bukan orang lain. Cara yang paling mudah adalah dengan memakai 4E sebagai acuan. Easy, Enjoy, Excellent, dan Earn. Segala sesuatu yng bisa kita lakukan dengan memenuhi keempat hal diatas, itulah bakat kita. Dan bakat itu bukanlah berupa peran  secara lenagsung. bakat itu berupa sifat produktif yang akan menuntun pada peran.✅

2.adnin qadriah_solo
2.1Bagaimana cara kita menyelesaikan luka masa lalu,Jika luka itu terungkit terus sepanjang tahun
Terulang dan terulang lagi?
2.2Bagaimana luka yg muncul di tengah perjalanan, tetapi menimbulkan efek sampai hari ini...
Dan saya merasa seolah olah berjuang sendiri memulihkan luka.
Jawab
2.1 &2.2 sdh dijwb 1.1

3.yervina_kebumen bun.
 1)bagaimana kita tahu program pendidikan seperti apa yang cocok buat anak kita.
2)bagaimana klo dlm mendidik anak itu saya berbohong demi kebaikan..contohnya dah seminggu ini kita bisa ga lihat tv.colokannya saya cabut.saya bilang tv nya rusak kesamber petirπŸ˜† karena kebetulan mereka nonton pas hujan..dan mereka pun skrng bs g nonton tv tnpa protes.tp klo tv ga saya cabut dan di bilangin jgn nonton tv pasti mereka tetep nonton tv..
Jawaban :

3.1. Yang paling tau adalah ornag tuanya. Mengikuti tuntunan Alquran serta contoh dari Rasulullah. Karena disana adalah sebaik baiknya contoh. Dengan menumbuhkan fitrah fitrah yang telah Allah titipkan pada tiap insan.

3.2. Akan lebih baik jika hal tersebut dihindari. Karena anak tumbuh dengan melihat contoh. Bukan hanya sekedar mendengar ucapan. Alangkah lebih baik jika anak anak diajak diskusi dan ditanamkan value nya sbelum dilarang✅
4.tri handayani_soli
Apa maksud dari  "orang yg sudah berjalan di jalan Nya maka peluang akan menghampiri kita, bukan kita yg terusmenerus mengejar uang dan peluang"
Jawaban :
Gampangnya  begini, ketika kita punya anak buah yg menurut, berguna, dan bekerja sesuai dengan tugas2 yg kita berikan. Apakah kita akan merawat orang tersebut?

Itu kita pada karyawan misalnya.

Apalagi Allah. Tentu saja Dia tidak akan membiarkan ornag yg berjalan di jalan Nya. Mematuhi semua perintahNya, dan menjalankan semua tugas2 yang diperintahkan padanya.✅

5.dian _iip barlingmascakeb
Bagaimana ya mengetahui masa kecil kita atau pasangan kita pernah terluka... Kadang mngkn tanpa kita sadari cara mendidik kita pun seperti cara orang tua kita... Padahal kita ga mau seperti itu.
Jawaban :
Sudah di jawab 1.1

6.Eti Sukesih - Barlingmascakeb
Bagaimana memberi pemahaman kepada anak untuk melatih kedewasaan, semisal beranjak besar anak saat sakit obat yang diberikan adalah obat tablet atau kapsul, tidak syrup terus. ketika disuruh belajar minum tablet malah nangis dan jengkel.
terimakasih.
Jawaban :
Memberi pemahaman. Menanamkan value, memberi wawasan dan ilmu pengetahuan agar kesadaran itu tumbuh dr dalam. Bukan dijejalkan✅

7.mb hamsih _solo
1. Terapi seperti apa yang seharusnya dilakukan bagi istri yang memiliki trauma keluarga dimasa lalu, sehingga sampai saat ini belum bisa mencintai dengan setulus hati kepada kedua orang tuany? (dalam case ini, trauma kekerasan/bullying dari ayahnya dan trauma kepercayaan krn mengetahui perselingkuhan ibunya)
2. untuk single parent yang blm siap menikah kembali, bagaimana menghadirkan sosok "ayah" ketika ayah kandung sudah tidak bisa hadir dlm pengasuhan, dan bagaimana lingkungan membantu pengasuhan anak tsb?
3. Dalam case konflik perceraian, apakah efek yg bisa berpengaruh ke anak, apabila sang ibu tidak bisa memaafkan kesalahan mantan suaminya dan masih menyimpan kebencian?
Jawaban :
7.1 &7.3 sdh terjawab 1.1
7.2 berikan sosok ayah yg lain. Baik itu dr kakek, paman, guru, atau ustadz yg bisa menjadi penggantinya.

8.emi_banyumas
1.bagaimana cara mempertahankan rasa agar tetap harmoni  agar tidak menemukan^ titik jenuh^ (hal buruk yg sangat ditakutkan).
2.bagaimana cara menggali dan menemukan potensi anak dan diri sendiri bunda?
Jawaban :
➡  Bunda, kita adalah manusia biasa bukan malaikat, wajar saja kalo kita mengalami titik jenuh, makanya bunda juga butuh jeda, maksudnya disini adalah merefresh pikiran (contoh : sejenak menikmati keindahan/sesuatu yg bunda sukai), tujuannya agar tidak berlama2 terlarut dlm kejenuhan krn akan berakibat buruk.
Ini ada tips dari teman2 fasilitator yang bisa dipraktekkan :
⚜ *BAGAIMANA MENJAGA RASA, KOMITMEN DAN KONSISTENSI MENGIKUTI MIIP?* ⚜

*KOMITMEN* dan *KONSISTEN* memang tidak semudah melafalkannya. Dibutuhkan kesungguhan dan kerja nyata untuk mewujudkannya. Bukan juga proses yang mudah, namun bukan pula hal yang mustahil diwujudkan. Asal *ADA KEMAUAN PASTI ADA JALAN*

Ψ§Ψ°Ψ§ Ψ΅Ψ―Ω‚ Ψ§Ω„ΨΉΨ²Ω… و ΨΆΨ­ Ψ§Ω„Ψ³Ψ¨ΩŠΩ„

_If there's a will, there's a way_
*(Jika ada kemauan, pasti ada jalan)*

Trus adakah tips-tips yang bisa dicoba untuk menjaga komitmen dan konsistensi?

Saya coba tuliskan beberapa tips berdasarkan pengalaman pribadi antara lain :

1. Dimulai dengan *MELURUSKAN NIAT* menuntut ilmu krn ALLOH, berniat untuk mengamalkannya. Karena segala sesuatu akan dinilai sesuai dgn niatnya.

2. Jangan lupa minta izin dan ridho dari suami sebelum melakukan sesuatu termasuk dalam menuntut ilmu di IIP karena ridha suami sangat menentukan kelancaran proses pemntasan kita menjadi ibu profesional. Selain itu agar dalam perjalanan lebih mudah dijalani. Misalnya mau ngerjain NHW, lebih enak dan terbuka minta tolong suami menemani anak2 saat kita fokus belajar dan mengerjakan NHW. Daripada sembunyi2 belajar, kan kita sendiri akan kewalahan nntnya.

3. Komitmen ini penting diawal karena ini menunjukkan keseriusan kita mengikuti program MIIP ini.
Trus bagaimana caranya membuktikan komitmen ini? Misalnya sejak awal uda buat komitmen, akan membaca dan menuliskan kembali setiap materi, diskusi, NHW hingga review NHW di blog pribadi untuk mengikat ilmu dan kapan pun bisa dipelajari kembali. Atau menetapkan target pribadi akan mengerjakan NHW paling lambat malam sabtu. Sebisa mgkin mengerjakan minimal 80% NHW agar bisa lulus batch ini πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ‘πŸ‘

4. Nah jika sudah punya komitmen yg jelas, selanjutnya lakukan terus menerus (konsisten) hingga target tercapai.

5. Salah satu tips menjaga konsistensi adalah mencari teman sharing atau diskusi untuk bisa sama2 konsisten menjalani program ini. Bisa buat grup khusus atau japri2an saja untuk saling bertukar fikiran menyelesaikan tantangan dan kendala yang ditemui. Selain itu bisa saling mengingatkan jika ada yg lagi dirundung malas atau badmood ☺

6. *LEARNING BY DOING (BELAJAR SAMBIL MELAKUKAN)*. Jangan tunggu siap atau sempurna untuk melakukan apapun, biarkan Alloh yang memahamkan dan memberi petunjuk dalam proses mengerjakannya.

Semoga bermanfaat 😊✅

2.bagaimana cara menggali dan menemukan potensi anak dan diri sendiri bunda?
➡ Menemukan bakat perlu pengamatan, coba bunda renungkan apa yg bunda sukai dan saat mengerjakan nya bisa membuat happy sambil berbinar2 matanya, misal : masak, mengajar, menolong orang lain, dll. Pada materi selanjutnya akan ada pembahasan mengenai temu bakat.

πŸ‘©‍πŸ‘§‍πŸ‘§Lalu untuk anak disini bisa melakukan pengamatan dalam aktifitasnya sehari2, misal anak suka nya olahraga maka latih terus skill dibidang tersebut, kita suport dan arahkan untuk kegiatan positif. Lalu kenali juga tipe kepribadian anak, setelah baligh minimal usia 15 tahun bisa dilihat melalui tes talent mapping. Selanjutnya diharapkan setelah aqil baligh anak sudah bisa memilih sendiri mau fokus dibidang apa.

9.sanni_ Kebumen.
Ibu fasilitator yang terhormat, saya benar benar bingung, ngeblank. Selama ini terjebak rutinitas dan keinginan duniawi. Bagaimana saya harus Memulainya? Apakah potensi kita sama dengan passion kita? Adakah Indikator untuk mengukur bahwa hal tersebut merupakan potensi kita? Karena kadang saya hanya melakukan hal yang saya inginkan saja.
Jawaban :
➡ Bunda Sanni bersyukurlah atas hidayah yg selalu Allh berikan untuk kita, Mulailah kembali dengan tazkiyatun nafs (mensucikan jiwa).

➡ Potensi vs Passion = Potensi yaitu kemampuan seseorang yang bisa dikembangkan.
Sedangkan Passion disini dapat diartikan sebagai sesuatu hal yang paling kita sukai dan kita nikmati. Bukan sekedar mampu mengerjakannya, tetapi kita melakukan nya dengan cinta.


10.Fitri Rohmah _solo
1. Jika sudah menikah, langsung merenungi dan menjawab point 2 atau dimulai dari point 1 terlebih dahulu (karena pastinya asal mula pola asuh ada dari masa lalu)
Jawaban :
➡ Jika bunda merasa belum selesai dengan masa lalunya/ belum bisa berdamai, maka saya sarankan untuk menjawab nomer 1 point a,b,c,d, agar kelak dapat mendidik anaknya tanpa luka turunan masa lalu.✅

2. Apakah yg dimaksud visi dan misi pernikahan (setelah menjawab semua point) apakah sifatnya umum atau rinci? Misal, misi keluarga tentunya ingin semua baik dan bersama masuk surga. Cukup begitu atau ada rincian yang harus jelas.
Jawaban :
➡ Semua orang menginginkan keluarga yang baik, namun kurang jelas apa indikator baik tersebut.
Bunda fitri memiliki tujuan/visi yaitu masuk surga bersama, dengan menetapkan tujuan maka hidup kita menjadi lebih terarah. Nah untuk mewujudkan tujuan/visi ini diperlukan misi berupa strategi atau langkah2 pasti yaitu : aqidah yg lurus, menjalankan ibadah wajib dan sunah sesuai tuntunan nabi,akhlak yg mulia, dst.
Lalu untuk praktek kesehariannya bisa diperinci lagi misal sholat wajib tepat waktu plus rawatib, sedekah, dst.

*Mewujudkan satu tujuan besar, bisa dimulai dengan melakukan satu kebaikan kecil. Teruslah bergerak membawa perubahan yang lebih baik. Karena tujuan abadi kita adalah jalan khusnul khotimah saat bergelar almarhumah*

11Fenny, purwokerto
Saya masih belum faham dengan arah bahasan tentang 'membangun peradaban dari dalam rumah'
Dari tadi berulang2 membaca tp belum bisa menemukan garis bawahnya
Seperti baru membaca pengantarnya saja, tapi belum sampai isinya.
Mohon dibantu
Terima kasih πŸ€—
Jawaban :
➡ Bunda Fenny monggo disimak penjelasan berikut dari pakar parenting HEBAT (Ust. Hary Santoso)

Pernikahan adalah peristiwa besar peradaban. Ketahuilah bahwa "perjanjian" pernikahan setara dengan perjanjian Allah kepada para pemimpin peradaban sekelas Nabi dan juga setara dengan perjanjian Allah kepada komunal peradaban sekelas bangsa Israil yang melahirkan Nabi Nabi.

Al-Quran menyebut pernikahan sebagai Mitsaqon Gholidzo (Perjanjian yang sangat kuat). Mitsaqon Gholidzo dalam al-qur’an hanya disebutkan 3 kali yaitu pada saat Allah mengangkat Bukit Thursina ketika mengadakan perjanjian dengan Bani Israil (Q.S. 4:154), pada saat Allah mengambil perjanjian dengan para rasul ulul azmi (Q.S. 33:7-8), dan pada ikatan pernikahan (Q.S. 4:21).

Perhatikan bahwa selain ikatan pernikahan, dua ikatan lainnya adalah terkait dengan peristiwa besar peradaban manusia. Lalu mengapa pernikahan begitu penting sehingga perjanjiannya disetarakan dengan peristiwa peradaban yang begitu fenomenal dan menentukan?

Sepanjang sejarah, peran penting peradaban kenabian adalah mendidik generasi peradaban. Pekerjaan mendidik generasi adalah pekerjaan para Nabi.
Sepanjang sejarah bangsa bangsa, peran penting komunal sebuah bangsa atau komunitas dalam peradaban adalah juga mendidik generasi peradaban. Tidak ada bangsa yang memiliki peran peradabannya tanpa pendidikan peradaban generasinya.

Maka begitupulalah peran di dalam sebuah lembaga pernikahan, peran pentingnya adalah juga peran mendidik generasi peradaban. Runtuhnya banyak lembaga pernikahan karena di dalamnya tidak lagi tersisa peran mendidik anak2 nya.
Ketika banyak keluarga menyerahkan pendidikan anak anaknya kepada lembaga di luar rumah maka sesungguhnya keluarga itu telah kehilangan peran pendidikan peradabannya. Lagipula apa guna kita menikah bila melalaikan peran pendidikan di dalam keluarga kita.

Sesungguhnya peradaban dimulai dari sebuah lembaga terkecil peradaban bernama keluarga atau rumah dimana di dalamnya ada pendidikan generasi peradaban. Semua unsur peradaban dalam skala kecil dan miniatur tersedia di dalam sebuah lembaga pernikahan.

Lihatlah, dalam lembaga pernikahan yang bernama keluarga atau rumah tangga, ada sosok pemimpin peradaban, ada sosok penumbuh dan penjaga peradaban, ada sosok yang dipimpin dan yang ditumbuhkan, ada infrastruktur berupa sarana dan perlengkapan pendukung, ada perasaan cinta yang mendalam tulus, ada kebutuhan saling menasehati dan kebersamaan, dan ada sistem nilai kehidupan yang diimani.

Sistem nilai kehidupan inilah yang utama, yang diyakini bersama sehingga melingkupi semua aktifitas dan perjalanan maupun tujuannya.
Maka menjadi bisa diterima akal dan hati mengapa pernikahan memerlukan keyakinan dari sistem nilai yang sama ketika memulainya. Tidak hanya Ikatan cinta dan ikatan iman namun juga ikatan misi dan peran peradaban yaitu mendidik generasi peradaban.

Maka sesungguhnya rumah rumah kita adalah miniatur peradaban dimana sebuah peradaban yang indah dan cemerlang dimulai dikonstruksikan dan dimuliakan dari sini. Proses mengkonstruksi dan memuliakan itulah yang kita namakan pendidikan.
Sungguh suatu tugas dan peran yang teramat besar dan mulia, perjanjian yang agung namun sederhana. Besar dan mulia karena terkait peran mendidik generasi peradaban yang akan melanjutkan misi risalah kenabian dan kepemimpinan orang2 yg bertaqwa.

Sederhana karena semua potensi fitrah baik fitrah personal maupun fitrah komunal telah Allah sediakan pada diri kita, anak anak kita, alam sekitarnya dan masyarakatnya, serta sistem nilai kehidupan.

Maka optimislah, karena setiap kita yang berada dalam pernikahan, adalah kita yang sedang dalam perjanjian yang agung dengan Allah swt untuk menjalankan peran keluarga dalam peradaban, yaitu mendidik generasi peradaban.

Maka jangan pernah khawatir, setiap peran peradaban adalah peran taqwa, dan tentu saja dibarengi jaminan rezki dan semua sarananya serta jalan keluar dari segala masalahnya, yaitu mereka yang menjalani peran2 peradabannya, termasuk peran mendidik generasi peradaban.

Salam Pendidikan Peradaban
#pendidikanberbasispotensi
#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak
✅✅
12.ika _boyolali
Minta tolong diberi penjelasan..mendidik anak sesuai kehendakNya bukan sesuai dengan keinginan kita?padahal tdk bisa dipungkiri bahwa kita tetep punya keinginan yang ingin kita wujudkan lwt anak2 kita..ingin nak bisa juara, bisa mahir di bidang ini itu
Jawaban :
Pertama2 mari kita gali dlu lebih jauh. Mengapa Allah menitipkan anak anak itu pd kita. Apa tujuannya? Mengapa kita? Lalu apakah anak anak itu milik kita? Jika tidak, lalu mengapa mereka dititipkan Allah pada kita? Apa kewajiban kita pada mereka?

Bahwa sesungguhnya tiada satu pun yang dicipta oleh Allah sia sia. Semua memiliki alasan dan tujuan penciptaannya masing masing✅

13.jatu p_solo
saya pny beberapa pertanyaan utk materi #3
1. Saya secara 'tdk sadar' masih memiliki luka ato mkg 'dendam' kpd ibu saya yg sbetulnya mbuat saya utk tdk sperti ibu saya..wlopun ibu berubah mnjd lbh baik insya Allah tp luka itu blm benar" sembuh..dan saya kuatir,jstru skrg saya mperlakukan anak saya sperti ibu saya mperlakukan saya dl..saya khawatir pola itu terulang..bagaimanakah saya harus bs mrubah mindset saya??Nikah
ibu saya bkn tipe yg bs diajak sharing jd smpe skrg pun kami sbetulnya 'berjarak'..wlo knyataannya sbetulnya masalah kami bs dselesaikan dgn berbicara dua arah..sayangnya ibu tdk pnh mau mberi feedback atopun mau utk dikoreksi
2. Pertanyaan pertama kdua ktiga adalah pertanyaan yg slama dua tahun ini saya tnyakan dlm diri saya sndiri,jstru krn pertanyaan itu dan apa yg saya alami,saya merasa saya tdk cukup pantas utk mnjd ibu bagi anak" saya,bagaimana cara nya spy tdk berpikir sperti itu..

3. Begitupun soal pertemuan saya dgn ayah anak" saya dan berakhir tdk baik utk kami..knp?apa salah saya?knp saya dpertemukan dgn org yg salah?yg kemudian ketika skrg saya akan memulai rumah tangga lg dgn laki",saya pny ktakutan yg sama..apakah saya akan mengalami masalah sperti kmrn?apa perpisahan kami krn saya?lalu akan kah saya dperlakukan sama lagi?perasaan insecure itu slalu berulang dan rasanya sesek di kepala..krn terus terang perpisahan saya dgn ayahnya anak" memberi trauma yg sgt dalam shingga butuh waktu 2tahun lebih utk memutuskan menerima pinangan seseorang..
Jawaaban:
13.1 sdh terjwb 1.1
13.2 &13.3
Allah tiada pernah salah dalam memberikan sesuatu pada seseorang. Termasuk anak dan suami.

Ketika hal itu tidak berjalan sebagaimana impian kita, tidak perlu terlalu menyalahkan diri sendiri atau sebaliknya terlalu menyalahkan org lain. Tiada sesuatu yg terjadi sia sia. Mengenai hal tsb akan terulang atau tidak, itu tergantung diri kita. Bagaimana kita berbuat dan bagaimana persepsi serta tindakan kita.

Kembali lagi pada TN. Istighfar, banyak memohon ampun dan memohon ampun pada Allah SWT

Hanya kepada Allah saja kita kembaliπŸ˜ŠπŸ™πŸ»

2017/02/11

Surat cinta untuk Suamiku


Dulu….
Kita berbeda
Kita bertemu
Kita berpisah jarak dan waktu

Dulu…
Saling mengasihi
Saling mencintai
Saling mengerti
Saling mendukung
Saling bercanda
Tertawa bersama
Bermimpi bersama

Dulu
Berjanji dihadapan saksi, dihadapan Malaikat juga, dihadapan Allah SWT kau bersedia menanggung dosaku, ragaku, nafkahku, hidupku.
Bersama membina Keluarga, bermimpi bersama, saling mencintai, saling menguatkan
Bertahun tahun berjalan bersama, suka duka kita lewati bersama, semoga benih cinta ini tidak akan pudar oleh waktu.

Sekarang…
Satu persatu sifat asli kita terlihat, bahwa kita adalah 2 orang manusia yang berbeda, tapi perbedaan itulah yang melengkapi satu sama lain
Sejarah kehidupan kita mungkin akan sirna oleh waktu, tetapi akan tetap melekat dihatiku. Aku masih mengingat dengan jelas, aku menerimanya dan aku bersyukur atasnya.

Sekarang dan selamanya…
Aku berusaha memperbaiki diri demi keluarga kita
Aku akan menjadi samudera yang tenang, dan menerima segala rasa yang kau berikan

Namun…
Aku adalah wanita biasa juga yang kadang merasa lelah, letih, bosan dan pendiam karena begitu banyak yang ingin kusampaikan tetapi tersumbat oleh firmanNya bahwa lebih baik diam daripada berkata sia sia. Saat itu terjadi maafkan aku.

Sekarang dan selamanya…
Aku mencintaimu karena Allah SWT sudah menjaminkan RidhoNya ada pada Ridhomu

Sekarang dan selamanya…
Aku memohon kepada Allah untuk selalu menyatukan hati kita dalam ikatanNya

Sekarang dan selamanya…
Kita berjuang bersama menggapai mimpi mimpi kita
Mimpi anak anak kita
Bersama menuju JannahNya.
Amin…


Surat cinta ini adalah bagian dari salah satu NHW di kelas IIP.  Setelah mendapatkan respon yang surprise dari papa. Sepertinya terakhir buat beginian sekitar 10th yang lalu. πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€
Saya berpikir πŸ’­ keras bun. Pake kepala pening 😡 πŸ˜‘. Tapi bismillah. Kudu ditulis ini yang ada di otak. Dan alhamdulillah selesai πŸ”¨. Langsung mejeng di blog pribadi. Selamat membaca nggeh. Terima kasih 

2017/02/04

Nice Home work kali ini, saya berasa ditampar. #plak 😡😡😡. Dari dulu kemana aja? Semua ini ada di otak saja & hanya di angan angan tanpa ada follow up lebih lanjut. Semoga kedepannya, saya bisa istiqomah menjalankan planing saya ini ya buibu yang cantik. Amin πŸ™πŸ™πŸ™. Ini nih nice home work saya. Niatnya mau buat harian mingguan bulanan tahunan. Tapi apalah daya si bocil lg gak bisa jauh jauh dari emaknya 😊😊😊



Sanni Merdekawati
NHW 2
IIP Barlimascakeb

Indikator Mingguan Sebagai individu
  1. Enrich Rohani

NO
INDIKATOR
S
S
R
K
J
S
M
REFLEKSI
1
Shalat di awal waktu
Subuh
Dhuhur
Asar
Maghrib
Isya








2
Shalat Tahajud (min 3x)








3
Shalat dhuha (min 3x)








4
Membaca Alquran (min 3 ayat)








5
Sedekah









  1. Enrich jasmani

NO
INDIKATOR
S
S
R
K
J
S
REFLEKSI
1
Membaca buku (min 10 hlm)







2
Posting tulisan yang bermanfaat dalam blog (min,, 1x,)







3
Bangun pagi dilanjutkan jogging 5 menit (min 3x)







4
Makan sayur, buah & serat setiap hari







5
Membeli produk kecantikan (1 bulan min 1x)







6
Periksa dokter gigi (1 th min 1x)







7
Minum susu (1 minggu min 3x)







3. Enrich Networking

NO
INDIKATOR
S
S
R
K
J
S
REFLEKSI
1
Menjadi pengurus organisasi kemasyarakatan







2
Menjenguk saudara yang sakit (tergantung urgensi)







3
Memenuhi undangan pernikahan, muyi (tergantung ada tidaknya punjungan)







4
Berkunjung ke rumah teman (1 bulan min 1x)








Indikator Mingguan Sebagai istri

NO
INDIKATOR
S
S
R
K
J
S
REFLEKSI
1
Menyiapkan makanan sehat dan bergizi







2
Memijat suami (min 1x)







3
Mengurus kebutuhan suami







4
Selalu tersenyum didepan suami







5
Meluangkan 1 jam sharing bersama suami







6
Menelepon ibu mertua







7
Memberikan sembako /lauk untuk ibu mertua (min 1x)







8
Memberikan hadiah kepada keluarga mertua (min 1 th 1x)








Indikator Mingguan Sebagai ibu

NO
INDIKATOR
S
S
R
K
J
S
REFLEKSI
1
Membersamai anak (8-13)







2
Memijat anak







3
Mengurus kebutuhan anak (pampers dkk)







4
Selalu tersenyum didepan anak, kurangi marah marah 😁







5
Berlibur ke tempat wisata (1bln min 1x)







6
Membuat /membeli mainan anak (min 1x)







7
Memantau perkembangan anak (panduan KIA & standar WHO) & imunisasi







8
Praktek menu baru untuk si kecil (min 1x)







9
Mengasah kemampuan sensory & motorik anak (montessori)







10
Mengajarkan doa doa, suratan pendek, lagu islami & lagu anak anak







11
Membukukan hasil perkembangan anak (portofolio)







12
Sholat bersama anak







13
Membaca Alquran bersama anak








Semoga saya dimudahkan, dilancarkan,dikuatkan dalam mengaplikasikan dan mengembangkan nice home work ini dalam keseharian saya. Amin

Semangat ✊